Mungkin ini adalah part terakhir cerita cinta gue. nanggung? bodo amat. gue udah capek.
Rencana gue yang lumayan mendadak ini gue dapatkan setelah gue pulang
dari teraweh malam ini. perasaan gue berat banget. layaknya menahan
beban seberat gajah thailand hamil.
Teraweh malam ini telah
memberi gue senjata paleng ampuh yaitu keikhlasan. jadi, kalo di
hubungin dengan nasib gue pasti kagak nyambung. gue males ceritanya.
menyadari kalo gue memang ditakdirkan menjadi single awet, gue berusaha
nge-ikhlasin semua cewek yang gue pernah taksir ke orang laen. lagipula
kalo mereka pacaran ma gue, sudah dipastikan masa depan mereka pasti
bakal suram.
Waktu gue liat bulan malam ini, gue
merasakan kesepian yang luar biasa. gue merasa bulan malam ini suram
sesuram perasaan hatiku malam ini. awan-awan gelap yang senantiasa
menutupi cahaya terangnya bulan yang malam ini berbentuk bulat, seperti
rasa sayangku terhadap seseorang yang selalu tertutupi oleh awan hitam
pekat. layaknya seorang pria yang kebingungan mengatakan cintanya sampai
akhirnya wanita pujaannya diambil oleh orang lain.
Kaki-kaki gue yang entah mengapa terasa sangat berat untuk digerakkan, membuat gue menyadari betapa susahnya gue Move On dari
seseorang yang gue sayangi. dengan langkah yang terseret-seret gue
tetep berusaha melangkahkan kaki gue meskipun alas kaki gue rusak.
layaknya seorang pria yang setelah ditinggal wanita yang dicintainya
berusaha untuk move on walaupun hatinya terkoyak-koyak oleh cinta yang tak terbalaskan.
Mata gue yang terasa berat sempat sesekali terpejamkan. mengingat
beratnya rasa sayang gue yang kadang kala sering menutup keberadaannya
sehingga layaknya gue ga memiliki rasa apa-apa terhadap dia. meskipun
berulang kali gue berusaha membuka mata gue kembali, tetep saja mata gue
terlalu berat untuk di buka. layaknya seorang pria yang memutuskan
untuk memejamkan matanya untuk selama-lamanya karena tidak tahan menahan
sakitnya ditinggal sang pujaan hati.
Meskipun itu
lah yang terjadi pada gue, gue tetep pengen hidup kok. gue ga semudah
itu menyerahkan nyawa gue untuk cewek yang belum tentu sayang ma gue.
gue masih punya akal sehat. gue masih punya kepintaran yang harus gue
gunakan semaksimal mungkin sebelum gue mati. gue masih punya pilihan,
gue masih punya kesempatan, gue masih punya TEMAN. jadi yang gue pikirin
sekarang adalah teman-teman gue, meskipun dengan begitu gue ga bakal
punya pacar, gue ga keberatan. karena gue yakin mereka bakal ngehibur
gue, mereka bakal nemenin gue, mereka bakal nolongin gue. karena gue
yakin bahwa gue punya temen-temen paling baik di dunia ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar